Memilih jenis asuransi yang tepat bukan hanya soal premi atau manfaat yang ditawarkan. Nilai-nilai yang mendasari sistem kerja asuransi juga bisa menjadi pertimbangan penting, terutama bagi kamu yang ingin menjalankan prinsip keuangan sesuai dengan syariat. Di Indonesia, dua jenis asuransi yang paling umum adalah asuransi syariah dan asuransi konvensional.
Meskipun sama-sama menawarkan perlindungan finansial terhadap risiko, perbedaan asuransi syariah dan konvensional cukup signifikan, baik dari segi filosofi, sistem operasional, hingga cara pengelolaan dana. Artikel ini akan mengupas tuntas keduanya agar kamu bisa menentukan mana yang paling sesuai dengan kebutuhan dan keyakinanmu.
Baca juga : Pengertian Asuransi Syariah, Manfaat, dan Jenisnya
Apa Itu Asuransi Konvensional?
Asuransi konvensional adalah bentuk perlindungan finansial yang berlandaskan pada perjanjian antara dua pihak: tertanggung (nasabah) dan penanggung (perusahaan asuransi). Nasabah membayar premi secara berkala, lalu perusahaan asuransi memberikan manfaat pertanggungan jika terjadi risiko tertentu.
Model bisnis ini menggunakan prinsip risk transfer, artinya risiko yang awalnya ditanggung oleh individu, dialihkan ke perusahaan asuransi sebagai gantinya.
Ciri-ciri Asuransi Konvensional:
- Bersifat komersial: Perusahaan asuransi mengambil keuntungan dari selisih antara premi yang dibayarkan dan klaim yang dibayarkan.
- Dana dikelola oleh perusahaan: Nasabah tidak memiliki kendali atas bagaimana dana dikelola.
- Mengandung unsur riba, gharar, dan maisir: Dalam perspektif hukum Islam, sistem ini dinilai mengandung ketidakpastian, bunga, dan spekulasi.
Apa Itu Asuransi Syariah?
Berbeda dengan sistem konvensional, asuransi syariah menggunakan prinsip ta’awun (tolong-menolong) dan tabarru’ (hibah). Artinya, dana yang dikumpulkan dari peserta asuransi adalah dana hibah yang dikelola bersama untuk membantu sesama peserta yang mengalami musibah.
Asuransi syariah diawasi oleh Dewan Pengawas Syariah (DPS) dan mematuhi ketentuan syariah Islam yang ditetapkan oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI).
Ciri-ciri Asuransi Syariah:
- Berbasis tolong-menolong: Bukan untuk mencari keuntungan, melainkan saling membantu antar peserta.
- Dana milik peserta: Perusahaan hanya bertindak sebagai pengelola dana (mudharib), bukan pemilik dana.
- Tidak mengandung riba, gharar, atau maisir: Pengelolaan dilakukan dengan prinsip syariah dan transparan.
- Ada sistem surplus underwriting: Bila ada kelebihan dana setelah klaim dan operasional, maka surplus dibagikan kepada peserta.
Baca juga : Gaji Pas-pasan? Ini Premi Asuransi Jiwa yang Masuk Akal
Perbedaan Utama Asuransi Syariah dan Konvensional
Aspek | Asuransi Konvensional | Asuransi Syariah |
Prinsip dasar | Risk transfer (alih risiko) | Risk sharing (berbagi risiko) |
Kepemilikan dana | Milik perusahaan | Milik peserta |
Tujuan bisnis | Profit-oriented | Tolong-menolong |
Pengawasan | OJK | OJK dan Dewan Pengawas Syariah (DPS) |
Unsur riba/gharar | Ada | Dihindari |
Pembagian surplus | Tidak ada | Ada (surplus underwriting) |
Pengelolaan klaim | Oleh perusahaan | Dana tabarru’ oleh pengelola (mudharib) |
Mana yang Harus Kamu Pilih?
Memilih antara asuransi syariah atau konvensional sebaiknya disesuaikan dengan:
- Prinsip keuangan pribadi: Jika kamu ingin menjalankan keuangan sesuai syariat, maka asuransi syariah adalah pilihan yang tepat.
- Tujuan proteksi: Keduanya bisa memberikan perlindungan kesehatan, jiwa, kendaraan, atau aset lainnya.
- Transparansi dan pengelolaan dana: Asuransi syariah lebih terbuka dalam hal laporan pengelolaan dana, karena sifatnya partisipatif.
Moxa: Solusi Cerdas untuk Akses Asuransi Sesuai Kebutuhanmu
Masih bingung memilih produk asuransi yang sesuai? Moxa hadir sebagai platform digital dari Astra Financial yang menyediakan berbagai produk keuangan termasuk asuransi, baik syariah maupun konvensional. Dengan Moxa, kamu bisa:
- Membandingkan berbagai produk asuransi dari partner terpercaya.
- Memilih asuransi kendaraan, kesehatan, jiwa, hingga perjalanan.
- Akses cepat, mudah, dan aman lewat aplikasi.
Jadikan perlindungan finansialmu lebih terarah dan sesuai kebutuhan dengan Moxa!
Kesimpulan
Perbedaan asuransi syariah dan konvensional bukan hanya soal nama atau label, tetapi menyangkut prinsip pengelolaan dana, tujuan bisnis, dan nilai yang dipegang. Asuransi syariah berfokus pada kebersamaan dan transparansi sesuai syariat Islam, sedangkan asuransi konvensional lebih mengedepankan profit dengan sistem transfer risiko.
Memilih yang terbaik bergantung pada kebutuhan, gaya hidup, dan keyakinanmu. Yang terpenting, pastikan kamu memahami cara kerja dan manfaat dari produk asuransi yang dipilih. Untuk mempermudah proses, gunakan platform digital seperti Moxa agar kamu bisa membandingkan dan memilih produk dengan lebih cerdas.
Baca juga : Asuransi Jiwa Tanpa Medical Check-Up, Ternyata Bisa!
FAQ
Apakah asuransi syariah hanya untuk umat Muslim?
Tidak. Asuransi syariah terbuka untuk siapa saja, termasuk non-Muslim, karena manfaatnya bersifat universal.
Apakah premi asuransi syariah lebih murah daripada konvensional?
Tergantung produk dan perusahaan asuransi. Namun, asuransi syariah biasanya memiliki sistem surplus underwriting yang bisa menguntungkan peserta.
Apakah asuransi syariah bisa diklaim seperti asuransi biasa?
Ya, proses klaim asuransi syariah hampir sama, hanya saja dananya berasal dari dana tabarru’.
Bagaimana cara memastikan produk asuransi benar-benar syariah?
Pastikan produk tersebut diawasi oleh Dewan Pengawas Syariah dan memiliki fatwa atau sertifikasi dari DSN-MUI.
Apa saja jenis produk asuransi syariah yang tersedia di Moxa?
Moxa menyediakan berbagai pilihan seperti asuransi kendaraan, kesehatan, dan jiwa berbasis syariah dari mitra terpercaya.